Indofest Bagikan Ratusan Angklung di Australia Selatan
Indofest Bagikan Ratusan Angklung di Adelaide
Festival
Indonesia yang menampilkan makanan serta tarian dan kebudayaan
Indonesia banyak digelar di sejumlah kota besar di Australia. Tapi ada
yang berbeda dengan festival Indonesia yang digelar di Adelaide,
Australia Selatan.
Indofest
digelar tahunan sejak tahun 2008 dan merupakan pagelaran yang tidak
hanya melibatkan komunitas warga Indonesia di Australia Selatan.
Salah
satu penampilan yang ditunggu-tunggu pengunjung adalah penampilan
angklung dari kelompok Adelindo Angklung, asuhan Ferry Chandra.
Penampilan
memukau kelompok angklung ini terlihat dari antusias para hadirin saat
mereka beraksi di atas panggung. Mulai dari lagu Garuda Pancasila, Manuk
Dadali dari Jawa Barat, hingga You Raise Me Up yang dipopulerkan oleh
Josh Groban. “Kita memang selalu tampil di acara ini. Dan setiap
tahunnya selalu ada kejutan bagi para pengunjung,” kata Ferry. ;
Pengunjung Indofest mendapatkan angklung gratis (Foto: Erwin Renaldi)
Benar saja, para hadirin yang menonton angklung
diberi masing-masing satu angklung. Mereka diminta memainkan angklungnya
sesuai nadanya masing-masing. Usai bermain angklung bersama selesai,
angklung pun diberikan secara cuma-cuma sebagai kenang-kenangan. “Ada
sekitar 300 angklung yang kita bagikan hari ini, semoga mereka
berkesan,” tutup Ferry.
Selain pertunjukkan musik sama seperti bagian dari
banyak festival lain, makanan juga menjadi daya tarik utama. Ada sekitar
20 stand makanan yang menawarkan jajanan khas Indonesia. Salah satunya
adalah warung yang dibuka oleh Tony Becker.
Dengan menggunakan pakaian polisi, Becker (sebelah
kiri), berserta istri dan kakaknya membuka warung nasi dan rujak cingur
(Foto: Erwin Renaldi)
“Hari ini saya membuka warung yang menjual nasi
kuning, nasi campur khas Bali, dan rujak cingur. Saya memang cinta
Indonesia karena budayanya dan orang-orangnya yang baik, ditambah
alamnya yang indah,” ujar Becker yang rela membeli gerobak khas makanan
pinggir jalan di Indonesia.
Tapi tentu saja tidak hanya masakan dan jajanan
Indonesia saja yang disajikan di Indofest. Para pengunjung yang terlihat
cukup beragam dari sejumlah etnis pun dihibur dengan kesenian dari
berbagai provinsi di Indonesia. Mulai dari Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Jawa Barat, hingga Bali. Pengunjung diajak lebih mengenal
kesenian dari Indonesia dengan hiburan angklung, rebana, tari merak, dan
masih banyak lagi.
Penampilan Reog dan Ondel-ondel memukai pengunjung yang berebut mengambil foto (Foto: Erwin Renaldi)
INDOfest dianggap sebagai festival Indonesia paling
besar di Australia, bahkan di dunia. Hal ini diungkapkan oleh Deane
Edgecombe, salah satu pengagas INDOfest.
“Tahun lalu, pengunjung mencapai 20.000 pengunjung,
tahun ini diharapkan lebih dari itu. Ini adalah festival Indonesia yang
paling sukses di Australia. Alasannya karena merupakan kolaborasi yang
melibatkan Kementerian Pariwisata di Indonesia dan dinas terkait di
Adelaide,” jelas Dean Edgecombe, yang juga Executive Director Indofest.
Sementara, menurut Vincent Jemadu, Wakil Direktur
Promosi Pariwisata Indonesia untuk Wilayah Amerika dan Pasifik dari
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, festival
Indonesia ini adalah yang terbesar di dunia.
“Pertama dilihat dari tingkat kehadiran warga lokal,
di negara-negara yang lain biasanya hanya dihadiri oleh orang Indonesia
juga,” jelas Vincent.
“Kunci kesuksesannya adalah mereka yang terlibat di
sini tidak hanya komunitas Indonesia saja, tapi dibantu oleh komunitas
lain dengan mendapat dukungan dari pemerintah lokal,” ungkap Edgecombe.
“Mereka yang terlibat, kebanyakan adalah para sukarelawan yang benar-benar bekerja dengan tulus, tanpa pamrih,” tambah Vincent.
Dan sukarelawan yang tergabung dalam festival ini
pun tidak hanya warga Indonesia saja, tapi juga ada mahasiswa dari
negara lain. Salah satunya adalah Sorubini Balaguru, dari Malaysia.
“Indofest adalah festival yang cukup besar disini,
dan jika saya menjadi sukarelawan, ini akan memberikan nilai tambahan
untuk ditulis dalam surat lamaran, bahwa saya pernah punya pengalaman
bekerja di komunitas,” ujar Balaguru.
Sorubini Balaguru (Kanan) berserta sukarelawan yang menjadi panitia INDOfest (Foto: Erwin Renaldi)
Festival Indonesia di Adelaide ini pun menarik
perhatian Marcela Serqera, mahasiswa dari Kolombia. “Saya tidak pernah
tahu tentang Indonesia sebelumnya, tetapi ternyata sangat menarik. Saya
suka musik dan makanannya. Pastinya saya akan mengunjungi Indonesia,”
kata Serqera.
Marcela Serqera, mahasiswa dari Kolombia yang tertarik dengan Indonesia (Foto: Erwin Renaldi)
“Makanannya enak- enak, orang yang datang pun
asyik-asyik,” kata Danny Scardigno yang baru pertama kali ke Indofest.
“Saya pernah ke Indonesia, ya makanan Indonesia di Australia cukup
mirip.”
Sementara bagi Mala Sjarif, ia berharap kalau
Indofest lebih banyak lagi promosinya. “Jadi akan lebih banyak orang
yang hadir sehingga bisa lebih memperkenalkan budaya Indonesia,”
katanya.
Komentar
Posting Komentar